1. Karena pada awalnya resistensi terjadi di rumah sakit, lalu berkembang jg dilingkungan masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Hal ini terjadi akibat penggunaan antibiotik yg tdk tepat & penerapan kewaspadaan standar yg tdk benar di fasilitas pelayanan kesehatan.(Sumber: Artikel 1)
2. Ya,penggunaan antibiotik secara tepat dapat mengurangi resistensi antibiotik di dlm tubuh (Sumber: Artikel 2)
3. Walaupun fakta yg terdapat pada artikel ke3 bahwa selama beberapa tahun penggunaan antibiotika tdk terkontrol yg berakibat pada ancaman jiwa manusia jika semua antibiotika yg ada mulai resistensi, Penggunaan antibiotik dapat diteruskan dengan menyerahkan kpd pihak yg terkait dan bertanggung jawab,yaitu tenaga kesehatan,pemerintah(regulasi), dan masyarakat. Bakteri yg mudah kebal terhadap antibiotik yaitu Penisilin,Streptomisin,Streptococcus pneumoniae,Staphylococcus aureus,Escherichia coli
4. Lebih menitik beratkan kpd Resistensi antibiotik didalam tubuh,karena pada permasalahannya penyebaran bakteri yg tahan terhadap antibiotik.(Sumber: Artikel 1,2,3,UU)
5. Resistensi antibiotik yaitu permasalahan penyebaran bakteri yg tahan terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotika dilingkungan masyarakat yg cukup tinggi, Hal ini perlu penyuluhan penggunaan antibiotik yg tepat sesuai range terapi. Jadi antibiotik tidak mesti dihentikan karena ada kalanya suatu waktu kita membutuhkannya dgn dosis tertentu.